Selasa, 11 Oktober 2011

Skripsi

PENGARUH PENGGUNAAN INOKULAN ASAL BEKICOT DALAM FERMENTASI DAUN UBI KAYU TERHADAP KANDUNGAN

BAHAN KERING, PROTEIN KASAR, SERAT KASAR DAN HCN

S K R I P S I

OLEH

MARFRIANDI HASTINURA ALAMSYAH

E 1 B 0 0 0 0 8 2

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2005

Skripsi dengan judul

PENGARUH PENGGUNAAN INOKULAN ASAL BEKICOT DALAM FERMENTASI DAUN UBI KAYU TERHADAP KANDUNGAN

BAHAN KERING, PROTEIN KASAR, SERAT KASAR DAN HCN

Yang disusun oleh :

MARFRIANDI HASTINURA ALAMSYAH

E 1 B 0 0 0 0 8 2

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji

Pada hari Sabtu tanggal 12 Maret 2005

Susunan Tim Penguji

Ketua : Ir. Ella Hendalia, M.S.

Sekretaris : Ir. Rasmi Murni, M.S

Anggota : 1. Ir. Saitul Fakhri, M.Sc., Ph.D.

2. Dr. Ir. Nurhayati, M.Sc.Agr.

3. Nelwida, S.Pt., M.P.

Menyetujui : Menyetujui :

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping

Ir. Ella Hendalia, MS Ir. Rasmi Murni, M.S.

NIP.131284606 NIP.131411375

Tanggal : Tanggal :

Mengetahui : Mengetahui :

Pembantu Dekan I Ketua Jurusan Nutrisi dan

Fakultas Peternakan Makanan Ternak

Ir. Afzalani, M.P Ir. Ahmad Yani, M.P

NIP. 131645167 NIP. 132010979

Tanggal : Tanggal :

PENGARUH PENGGUNAAN INOKULAN ASAL BEKICOT DALAM FERMENTASI DAUN UBI KAYU TERHADAP KANDUNGAN

BAHAN KERING, PROTEIN KASAR, SERAT KASAR DAN HCN

Marfriandi Hastinura Alamsyah dibawah bimbingan

Ella Hendalia 1) dan Rasmi Murni 2)


IKHTISAR

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 31 Mei sampai dengan 1 Juli 2004 yang bertempat di Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi Mendalo Darat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan inokulan asal bekicot dalam fermentasi daun ubi kayu terhadap kandungan bahan kering, kandungan protein kasar, kandungan serat kasar dan kadar HCN.

Materi yang digunakan adalah daun ubi kayu, dedak halus dan inokulan asal bekicot.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu DUK1(penggunaan inokulan asal bekicot level 2,5%), DUK2 (penggunaan inokulan asal bekicot level 5%) dan DUK3 (penggunaan inokulan asal bekicot level 7,5%) serta DUK0 (fermentasi daun ubi kayu tanpa inokulan asal bekicot). Masing masing perlakuan terdiri dari 4 ulangan. Analisis ragam digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati. Uji jarak berganda Duncan digunakan apabila analisis ragam memperlihatkan pengaruh nyata.

Peubah utama yang diamati adalah kandungan bahan kering, kandungan protein kasar, kandungan serat kasar dan kadar HCN daun ubi kayu hasil fermentasi dengan inokulan asal bekicot. Kemudian peubah pendukung yang diamati meliputi keadaan umum daun ubi kayu hasil fermentasi dengan inokulan asal bekicot termasuk pH dan suhu fementasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan inokulan asal bekicot dalam fermentasi daun ubi kayu bepengaruh sangat nyata terhadap kandungan bahan kering (P<0,01) namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kandungan protein kasar, kandungan serat kasar, dan kadar HCN.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan inokulan asal bekicot dalam fermentasi daun ubi kayu belum dapat memperbaiki kualitas nutrisi daun ubi kayu hasil fermentasi.




1) Pembimbing Utama

2) Pembimbing Pendamping

“ Al- Quran itu adalah Ayat” yang nyata jelas di dalam dada orang” yang diberi ilmu ( QS. Al – Ankabuut : 49) ”.

“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS.Alam Nasyrah : 6) ”.

“ Membaca dan menulis adalah kunci pembuka perbendaharaan ilmu pengetahuan semakin banyak kita membaca, semakin banyak pula kita mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan memiliki ilmu yang benar dapat dijadikan sarana untuk mendekati kebenaran dalam berbagai bentuk dan ilmu cinta kebenaran ”.

“ Manusia itu harus menjadi dua orang, menjadi orang yang berilmu dan menjadi orang yang beriman, dan tidak ada kebajikan padamu selain dari dua macam itu (Hadist Rassulllah) ”.

Motto : Jadilah yang Terbaik

Persembahan

Syukur alhamdullilah kehadirat-Mu ya Allah SWT…

Sholawat kepada Rosul-Mu Nabi Muhammad SAW

Kupersembahkan karya kecil kecil ini sebagai bakti dan terima kasihku buat :

Yang tercinta Papaku Hazairin Saputra dan Mamaku Nurhayati, Adikku Rizanti, Jujun, Fikar dan Nicha serta keluarga besarku di Rawas yang telah banyak berkorban demi perjuangan ini. Seseorang yang selalu memberikan semangat dihatiku, guru-guruku dan tak lupa sahabat– sahabatku serta semuanya yang selalu mengiringi langkahku dengan doa dan tak pernah lelah memberi semangat serta dorongan sehingga ku raih keberhasilan ini.


RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak pertama dari 5 bersaudara yang dilahirkan di Surulangun, Musi Rawas Sumatera Selatan tanggal 25 Maret 1983 dari pasangan Bapak Hazairin Saputra dan Ibu Nurhayati.

Penulis masuk SDN Pulau Lebar pada tahun 1987, kemudian pindah ke SDN 6 Surulangun tahun 1989 dan tamat pada tahun 1993. Penulis menamatkan SMP 1 Rawas Ulu pada tahun 1996 dan tahun 1999 penulis menamatkan SMU PGRI Rawas Ulu dengan mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada Kelas III di Surulangun, Rawas Ulu, Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan.

Pada Tahun 2000 penulis diterima di Universitas Jambi pada Fakultas Peternakan Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Praktek Lapang dilaksanakan di PT. Harapan Farm Desa Mendalo Darat pada semester ganjil (VII) dan Kuliah Kerja Nyata diikuti pada semester Genap (VIII) tahun akademik 2003/2004 di Desa Muaro Belengo Kecamatan Pamenang Kabupaten Merangin Jambi.

Selama mengikuti kuliah aktif diberbagai aktifitas intra dan ekstra kampus, diantaranya menjabat Wakil Gubernur Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Jambi periode 2002-2003. Prestasi yang pernah dicapai adalah Juara I Lomba Karya Tulis Mahasaiswa Tingkat Fakultas Peternakan Tahun 2003, Juara II Lomba Karya Tulis Mahasiswa Universitas Jambi Tahun 2003 dan Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah TIMPI ISMAPETI Tahun 2004 di Universitas Andalas, Padang.

Jambi, 12 Maret 2005

MARFRIANDI H.A.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim.

Alhamdulillah hirobbill’alamiin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat karunia-Nya dan Rosulku Muhammad SAW yang telah mengangkat derajat umat menuju alam bahagia, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengaruh Penggunaan Inokulan asal Bekicot dalam Fermentasi Daun Ubi Kayu Terhadap Kandungan Bahan Kering, Protein Kasar, Serat Kasar dan HCN.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Ibu Ir. Ella Hendalia, M.S. sebagai pembimbing utama dan Ibu Ir. Rasmi Murni, M.S. sebagai pembimbing pendamping yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Ir. Dodi Devitriano, M.P. selaku pembimbing magang, Bapak Ir. H. Farizaldi, M.P. selaku pembimbing akademik, Bapak Ir. Darlis, M.Sc., Ph.D. dan Bayu Rosyadi, S.Pt., M.P. selama bimbingan LKTM. Bapak Prof. drh. M.D. Toha, M.Sc. dan Ir. Zafrullah Zein, M.S. atas nasehat dan motivasinya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

3. Bapak Ir.Syafril Hadi, M.S. selaku Dekan, Ir.Wiwaha Anas Sumadja M.Sc, Ph.D. selaku Pembantu Dekan III, Ir. Ahmad Yani, M.P. selaku Ketua Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Ibu Elfitri dan Ibu Afrida Nur atas bantuannya selama penulis melakukan penelitian dan analisis bahan di laboratorium, semua staf pengajar di Fakultas Peternakan Universitas Jambi, dan seluruh civitas akademika di Universitas Jambi.

4. Papaku Hazairin Saputra, Mamaku Nurhayati, Adek-adekku; Rizanti Hastiarani (Riza), Harjunis Hastikaputra (Jujun), Zulfikar Hastinulkarim (Fikar) dan Khairunnissa Hastimaharani (Nicha). Terima kasih atas kasih sayang dan pengorbanan kalian yang tak dapat penulis balas kebaikannya.

5. Keluarga besarku di Rawas, terima kasih atas dukungan kalian (Nyai, Nenek, Bicek, Ujuk, Mangujuk, Bibik, Wakcik, Wakcak dan Manga). Keluarga di Jambi (Ujuk Zaenab sekeluarga, Mamang Ramilis sekeluarga, kakak, adek dan keponakanku). Ibu Nunung sekeluarga terutama yang amat berarti buat Yeni Angraini atas motivasi dan pengertiannya.

6. Sobat dan sobit yang selalu menemaniku : Fauzi, Syahrul, Team Bekicot (Ipunk, Bayu, Danif dan Diana). Kawan se-kost di Mendalo Indah (Dadang, Bukhori, Susilo, Rini, Hariadi, Mbak Yus, Eka, Eva, Rani dll). Suratin, Alhasiah, Sundari, Romdloni di H-14. Mas Parni dan Bang Katenu atas izin magang dan “mintak” daun ubi kayunya.

7. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Khususnya angkatan 2000. Heru, Suryaningsih, Kiting, Budi ’01. Trio centil (Pit, Indah dan Yeni). Ikwanul FKI Al-izzah dan Rokhis Ar-rahman UNJA (Wardoyo, Ciptono, Dedi, Rosidi, Mas Budi, Mas Supri Herman, Henang, Hendri, dan Kessy). BEM Fapet (Wekky, Rosman, Zein, Sulaiman, dan Dian). Arfai (PMII&IPMRU), dan wong kito “IMASRI”.

8. Nia @!3 dan Reni Unand atas literatur dari jauh, kawan-kawan ISMAPETI Se-Indonesia; Hidayat Unsyaiah, Marthen Unipa, dan Ginting Unib (Nostalgia TIMPI 2004 Unand dan Sumatera Live Stock 2004 Unib).

9. Posko Kukerta 14 Muaro Belengo (Pakwo Jeck, Mas Agung, Indra Silek, Boby Boboho, Pakcik An-Alfajri,Yansen Edep, Rusmanidar Ucil, Mama Mira, Lely Mak’edo, Jujuk Lina, Hajrawatie, Juta GY, Iik Sri Hurniati, Titik, Nisrohah dan Kasmida Made) dan semua warga Desa Muaro Belengo atas kebersamaannya. Salam Se-0l-0l, Okeh !!!

10. Pak Agoes, Pak Akhyar dan Pak Andiopenta atas bantuan dan proyeknya. Pak Pram, Pak Sumardi, dan Mas Ibath serta semua staf di CMC Jambi. Team Nasyid SIS. Personil Syeach Band; Wahyu dan Dicky. The BEC Gank Palembang (Ali, Andi Sandera, Deska, Rudi, Ridho, Yoyok, Zoel, Ara, Lena dan Joe).

11. Semuanya yang telah berpartisipasi, baik moril dan materil yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu nama dan gelarnya. Terima kasih atas semuanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, apalah artinya setitik air dilautan luas, akan tetapi penulis mencoba untuk memahami air yang setitik itu. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca yang budiman akan penulis terima demi kesempurnaan dimasa yang akan datang. Sesungguhnya ilmu yang sebenarnya itu berasal dari Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Jambi, 12 Maret 2005

MARFRIANDI H.A.

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii

PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 4

Potensi Daun Ubi Kayu ........................................................................ 4

Bekicot sebagai Sumber Inokulan ......................................................... 5

Pengaruh Fermentasi terhadap Kualitas Produk Fermentasi .................... 7

METODE PENELITIAN ............................................................................... 9

Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 9

Bahan dan Alat ...................................................................................... 9

Rancangan Percobaan .......................................................................... 10

Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 11

Peubah yang diamati ............................................................................. 15

HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 21

Keadaan Umum Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi ................................. 21

Kandungan Bahan Kering Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi .................. 25

Kandungan Protein Kasar Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi .................. 26

Kandungan Serat Kasar Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi ..................... 28

Kadar HCN Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi ..................................... 29

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 31

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kandungan Zat Makanan dan Kadar HCN Pada Daun Ubi Kayu ............. 5

2. Komposisi Masing-masing Perlakuan .......................................................... 10

3. Rataan Pengamatan Keadaan Umum Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot ...................................................................................................................... 21

4. Rataan Suhu Fermentasi dan pH Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot ...................................................................................................................... 23

5. Rataan Kandungan Bahan Kering Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot ..................................................................................................................... 25

6. Rataan Kandungan Protein Kasar Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot ..................................................................................................................... 26

7. Rataan Kandungan Serat Kasar Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot 28

8. Rataan Kadar HCN Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot 29


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Alir Proses Pembuatan Inokulan asal Bekicot dan Fermentasi Daun Ubi Kayu 14


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Perhitungan dan Analisis Statistik Suhu Fermentasi Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot ..................................................................................................................... 34

2. Perhitungan dan Analisis Statistik pH Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot ..................................................................................................................... 36

3. Perhitungan dan Analisis Statistik Kandungan Bahan Kering Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot .................................................................................................... 38

4. Perhitungan dan Analisis Statistik Kandungan Protein Kasar Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot ..................................................................................................... 40

5. Perhitungan dan Analisis Statistik Kandungan Serat Kasar Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Iinokulan asal Bekicot .................................................................................................... 42

6. Perhitungan dan Analisis Statistik Kadar Serat Kasar Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot .................................................................................................... 44


PENDAHULUAN

Pakan alternatif merupakan pilihan untuk mengatasi kekurangan bahan makanan bagi ternak. Seiring dengan kemajuan teknologi, kemungkinan besar bahan-bahan sisa-sisa industri, limbah pertanian dan limbah rumah tangga yang selama ini kurang termanfaatkan untuk pakan ternak bisa diolah menjadi suatu bahan pakan alternatif. Salah satu alternatifnya adalah dengan memanfaatkan daun ubi kayu.

Ubi kayu sangat banyak ditanam oleh petani di pedesaan untuk memperoleh umbinya. Sebagian kecil dari daun ubi kayu dimanfaatkan untuk sayur dan ada pula yang memanfaatkan daunnya sebagai pakan ternak ruminansia. Diperkirakan produksi daun ubi kayu pertahun di Indonesia mencapai 1.407.900 ton bahan kering (Anonimus, 1995).

Daun ubi kayu sangat potensial sebagai pakan ternak, karena memiliki kandungan protein kasarnya yang cukup tinggi yaitu 17-40 %. Namun pada ternak unggas penggunaannya sangat terbatas karena adanya zat racun sianida atau HCN yang relatif tinggi yaitu sekitar 200-800 mg/kg serta kandungan serat kasarnya yang tinggi yaitu 17-18%. (Oke, 1978). Menurut Coursey (1974), daun ubi kayu memiliki nilai gizi yang cukup tinggi dan juga kandungan proteinnya setara dengan protein kasar yang terkandung dalam beberapa jenis kacang-kacangan. Demikian pula menurut Muller (1978), bahwa daun ubi kayu memiliki kandungan asam amino hampir sama dengan beberapa leguminosa yaitu kaya akan asam amino lisin tetapi defisien, asam amino tryptofan dan iso leusin.

Daun ubi kayu hanya dapat digunakan sebanyak 5% dalam ransum ayam pedaging, namun apabila diolah dengan proses fermentasi menggunakan Aspergillus niger maka daun ubi kayu bisa digunakan sampai 10% pada ransum (Anonimus, 1995). Adapun kendala proses fermentasi dengan menggunakan Aspergillus niger adalah sulitnya untuk mendapatkan inokulan terutama bagi peternak di pedesaan. Oleh karena itu perlu dicari alternatif sumber inokulan yang murah dan mudah didapatkan yaitu dengan menggunakan inokulan asal bekicot.

Bekicot (Achatina fulica) merupakan hewan herbivora yang mempunyai saluran yang bermuara di ujung anterior oeshopaghus yang menghasilkan lendir berair berisi enzim-enzim diastase termasuk di dalamnya terdapat enzim selulase untuk mencerna selulosa yang dihasilkan oleh mikroba (Radiopoetro, 1983). Enzim selulase yang dihasilkan mikroba tersebut dapat digunakan untuk merenggangkan dan memutuskan ikatan selulosa, dan hemiselulosa pada pakan yang mengandung serat kasar tinggi. Berdasarkan penelitian Amrullah dkk. (1996) dilaporkan bahwa mikroba bekicot dapat menurunkan kadar anti tripsin pada fermentasi kacang kedele. Dengan prinsip fermentasi yang sama diharapkan enzim yang terdapat pada inokulan asal bekicot dapat menurunkan kandungan serat kasar dan menurunkan kadar HCN.

Menurut Kompiang dkk. (1994) bahwa perbaikan nilai gizi bahan pakan berkualitas rendah seperti rendahnya nilai nutrisi dapat dilakukan melalui proses fermentasi. Proses fermentasi juga dapat meningkatkan kadar protein dan menurunkan kadar unsur-unsur antinutrisi. Selain menurunkan serat kasar dan HCN, proses fermentasi dengan menggunakan inokulan asal bekicot juga diharapkan dapat meningkatkan kandungan protein kasar daun ubi kayu sehingga produk fermentasi ini dapat digunakan sebagai bahan pakan alternatif yang bermutu khususnya bagi ternak unggas.

Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas inokulan asal bekicot dapat memperbaiki kandungan nutrisi daun ubi kayu hasil fermentasi maka perlu dilakukan penelitian. Berdasarkan pemikiran di atas maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan inokulan bekicot dalam fermentasi terhadap kandungan bahan kering, protein kasar, serat kasar dan kandungan HCN daun ubi kayu hasil fermentasi.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang potensi mikroba asal bekicot sebagai sumber inokulan dalam proses fermentasi daun ubi kayu serta untuk mengevaluasi potensi nutrisi daun ubi kayu hasil fermentasi sebagai bahan pakan alternatif.

TINJAUAN PUSTAKA

Potensi Daun Ubi Kayu

Ubi kayu (Manihot esculenta Crentz atau Manihot utilissima Phol) termasuk dalam famili Euphorbiaceae. Beberapa nama lain ubi kayu adalah mendioca, sypin, macazire, mandiova brava (Brazil), yucca, guacamote (Spanyol), muhago, futu, lafun (Amerika Tengah); manioc (perancis); cassava (Inggris); ubi kayu, singkong (Indonesia); camoteng kahoy (Philipina), dan di Jerman disebut maniok (Coursey, 1974). Ubi kayu berasal dari Brazil dan dikenal dengan tanaman tropis. Tanaman ini dapat hidup di daerah kering bahkan tandus, tetapi umumnya dapat hidup baik di tanah berpasir (Muller,1978). Menurut Oke (1978), daun ubi kayu sangat potensial sebagai pakan ternak, karena kandungan protein kasarnya cukup tinggi yaitu 17-40 %. Hal ini diperkuat oleh pendapat Muller (1978) bahwa daun ubi kayu memiliki kandungan asam amino hampir sama dengan beberapa leguminosa, tetapi defisien asam amino tryptofan dan iso leusin, walaupun kaya akan lisin.

Walaupun daun ubi kayu mempunyai kandungan protein kasar yang cukup tinggi, tetapi mengandung sianogenik glukosida, yaitu sekitar 200-800 mg/kg, sehingga penggunaannya dalam ransum terbatas (Oke, 1978). Hal ini diperkuat oleh pendapat Lim (1968) yang menyatakan bahwa kelemahan dari produk dari ubi kayu sebagai makanan ternak ialah adanya HCN. Menurut Buttle dan Tapper (1973), kandungan HCN sebesar 2.4 mg/kg bobot badan dapat menyebabkan kematian pada ternak unggas.

Berikut ini adalah kandungan zat makanan dari daun ubi kayu seperti pada Tabel 1 dibawah ini :

Tabel 1. Kandungan Zat Makanan dan Kadar HCN pada Daun Ubi Kayu

Zat Makanan

DUKF1)

DUK1)

DUK2)

DUK3)

Bahan Kering (%)

Protein kasar (%)

Lemak kasar (%)

Serat kasar (%)

Kalsium (%)

Phosfor (%)

87,00

47,70

7,54

4,30

1,18

0,54

87,00

33,70

7,54

8,80

1,07

0,29

t.a

27,00

7,00

17,70

1,35

0,32

t.a

27,70

7,00

17,70

0,99

0,41

ME (Kkal/Kg)

754

3529

1590

1590

HCN (ppm)

t.d

150

t.a

t.a

Keterangan :

DUKF = Daun ubi kayu fermentasi dengan Aspergillus niger

DUK = Daun ubi kayu tanpa perlakuan

t.d = tidak terdeteksi

t.a = tidak diamati

1). Anonimus (1995).

2). Amrullah (2003).

3). Hutagalung (1997) dalam Amrullah (1987).

Tanaman ubi kayu memiliki dua bentuk sianogenik glukosida, yaitu linamarin dan lotaustralin, kedua bentuk sianogenik ini akan dirombak oleh enzim linamerase menjadi glukosa, aldehid dan HCN (Jalaludin, 1977). Menurut Darjanto dan Murjati (1980) daun singkong lebih banyak mengandung sianida dibanding dengan umbinya akan tetapi ikatan gluko-sianida pada daun tidak terikat kuat seperti pada umbi sehingga dengan pengolahan sederhana kadar sianida dapat diturunkan.

Bekicot sebagai Sumber Inokulan

Bekicot termasuk kelas Gastropoda. Gastro berarti perut dan poda berarti kaki. Jadi bekicot disebut juga binatang berkaki perut (Asa, 1984). Berbeda dengan jenis keong air yang berinsang, bekicot dimasukkan ke dalam ordo pulmonata (Roni dan Asiani, 1991). Jasin (1989) menyatakan klasifikasi bekicot termasuk ke dalam famili Achatinidae, genus Achatina dengan spesies Achatina fulica dan Achatina variegata. Achatina fulica memiliki garis-garis tidak begitu mencolok pada cangkangnya yang berbentuk agak panjang. Achatina variegata memiliki garis-garis coklat pada cangkangnya yang berbentuk agak bulat (Asa, 1984; Whendrato dan Madyana, 1989; dan Rochani, 1985).

Menurut Rajechan (1980) dalam Amrullah dkk. (1996) mikroba yang terdapat pada bekicot dapat mencerna serat kasar sama seperti proses pencernaan ruminansia yang dibantu oleh makhluk lain yaitu mikroba rumen. Menurut Amrullah dkk. (1996), fakta ini dapat dijadikan dasar pemikiran pemanfaatan sumber inokulan alami lain seperti bekicot (Achatina fulica), keong mas dan mikroba rumen. Hasil penelitian Amrullah dkk. (1996) menunjukkan bahwa fermentasi anaerob kacang kedelai oleh mikroba bekicot merubah rasa dari pahit menjadi asam, yang menandakan anti tripsinnya sudah banyak hilang.

Soedigdo dkk. (1962) telah melakukan penelitian untuk memastikan dari mana sumber enzim selulase yang ada dalam tubuh bekicot yang dipelihara ditempat suci hama dan terbuka. Tubuh bekicot tidak mampu menghasilkan enzim selulase dan mikroorganismelah yang merupakan sumber enzim selulase pada bekicot yang tentunya masuk melalui makanan.

Lendir yang diproduksi kelenjar di dinding tubuh bekicot, maupun zat getah bening yang mengalir dalam tubuh bekicot mempunyai aktivitas penggumpalan serta pembasmian bakteri dan benda asing. Diduga komponen itu berfungsi dalam penutupan luka. Namun belum diketahui secara pasti jenis enzim tersebut (Bambang, 2003).

Pengaruh Fermentasi terhadap Kualitas Produk Fermentasi

Fermentasi adalah suatu reaksi oksidasi reduksi di dalam sistem biologi yang menghasilkan energi, dimana sebagai donor dan akseptor elektron digunakan senyawa organik (Winarno, 1980). Sedangkan menurut Desrosier (1988) bahwa mikrobia yang digunakan dalam fermentasi yang terpenting adalah kemampuannya menghasilkan enzim dalam jumlah besar. Fermentasi adalah proses perubahan kimia substrat organik yang berlangsung karena aksi katalisator-katalisator biokimia yaitu enzim yang dihasilkan oleh mikroba tertentu. Fermentasi dapat meningkatkan nilai gizi bahan yang berkualitas rendah serta berfungsi dalam pengawetan bahan dan merupakan suatu cara untuk mengurangi bahkan menghilangkan zat antinutrisi atau racun yang terkandung dalam suatu bahan makanan (Fardiaz, 1992).

Winarno dan Fardiaz (1989) menyatakan fermentasi melibatkan enzim metabolisme untuk melakukan oksidasi, reduksi dan reaksi kimia sehingga terjadi perubahan pada substrat organik dengan menghasilkan produk fermentasi tertentu. Menurut Kompiang dkk. (1994) bahwa perbaikan nilai gizi bahan pakan berkualitas rendah seperti rendahnya nilai nutrisi dapat dilakukan melalui proses fermentasi. Proses fermentasi juga dapat meningkatkan kadar protein dan menurunkan kadar unsur-unsur antinutrisi.

Saono (1974) menyatakan bahwa selama proses fermentasi terjadi penurunan pH, kelembaban, aroma serta perubahan nilai gizi lainnya. Kandungan asam-asam amino, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral bahan mengalami perubahan akibat aktifitas dan perkembangan mikroorganisme selama proses fermentasi (Pederson, 1971).

Menurut Muchtadi dkk. (1992), mikroba dapat mensintetis banyak enzim dan enzim-enzim tersebut berfungsi dalam pertumbuhan, metabolisme dan autolisis. Selanjutnya dijelaskan bahwa pada proses fermentasi mikroba dapat berkembangbiak dengan cepat dan sambil berkembang biak akan mengeluarkan cairan yang mengandung enzim, sehingga dapat mengubah makanan atau senyawa di lingkungannya menjadi produk hasil fermentasi.

Dalam proses fermentasi sering ditambahkan asam atau gula bebas berlebih untuk pertumbuhan bakteri asam laktat ( Disney and James, 1980). Dedak halus merupakan hasil ikutan dari pengelolaan padi sehingga lebih mudah didapatkan oleh peternak. Dedak halus dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat dalam proses fermentasi (Amrullah dkk., 1996).

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi yang dimulai tanggal 31 Mei 2004 sampai dengan tanggal 1 Juli 2004.

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan percobaan yang digunakan adalah daun ubi kayu yang didapat dari petani ubi kayu di Mendalo Darat sedangkan bekicot (Achatina fulica) didapat di sekitar kandang percobaan unggas Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Dedak halus dibeli di Poultry Shop di Kota Jambi.

Alat

Alat yang digunakan adalah ember, pisau, dirigen, gelas ukur, sendok, spatula, timbangan Ohaus ukuran 2610 gr, sarung tangan plastik, gunting, terpal plastik, kantong plastik 1 kg, selotip, kertas nomor, tabung Erlenmeyer, Beaker Glass, cawan porselen, oven, kertas saring Whatman No.14, corong buchner, pompa vakum, eksikator, pH meter, termometer dan seperangkat alat analisis proksimat untuk menganalisa kandungan bahan kering, protein kasar dan serat kasar. Spektrofotometer digunakan untuk analisis kadar HCN.

Rancangan Percobaan

Unit percobaaan terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan terdiri dari :

DUK0 : adalah fermentasi daun ubi kayu tanpa inokulan asal bekicot (kontrol).

DUK1 : adalah penggunaan inokulan asal bekicot level 2,5% dalam fermentasi daun ubi kayu.

DUK2 : adalah penggunaan inokulan asal bekicot level 5% dalam fermentasi daun ubi kayu.

DUK3 : adalah penggunaan inokulan asal bekicot level 7,5% dalam fermentasi daun ubi kayu.

Berikut ini adalah komposisi dari masing-masing perlakuan berdasarkan level penggunaan inokulan asal bekicot yang disajikan pada Tabel 2. sebagai berikut :

Tabel 2. Komposisi masing-masing perlakuan

Perlakuan

Daun Ubi Kayu (gr)

Dedak halus (gr)

Larutan Inokulan asal bekicot (%)

DUK – 0

DUK – 1

DUK – 2

DUK - 3

400

400

400

400

40

40

40

40

0

2,5

5

7,5

Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati dilakukan uji statistik dengan menggunakan analisis ragam, jika terdapat pengaruh yang nyata dilanjutkan dengan uji beda jarak berganda Duncan (Steel and Torrie, 1980; Hanafiah, 1992).

Model analisis ragam yang digunakan adalah sebagai berikut :

Yij = m + dI + Eij

Keterangan :

Yij = Nilai pengamatan yang diukur.

m = Pengaruh rata-rata dari peubah yang diamati

dI = Pengaruh level inokulan ke-i.

i = 1,2,3,4 (banyaknya perlakuan yaitu tingkat penggunaan inokulan bekicot dalam fermentasi daun ubi kayu).

j = 1,2,3,4 (banyaknya ulangan).

Eij = Pengaruh galat percobaan pada penggunaan inokulan bekicot dalam fermentasi daun ubi kayu ke- j yang memperoleh perlakuan ke-i.

Pelaksanaan Penelitian

a. Penyediaan bahan.

1. Daun ubi kayu diambil dari batangnya dengan kriteria warna masih hijau, segar dan dari tangkai ke-4 dari pucuk daun serta jenis yang sama (Manihot utilissima). Kemudian daun dicacah dengan pisau dan dilayukan sekitar semalam (±12 jam) agar kadar airnya sesuai untuk proses fermentasi (sekitar 65 %). Selanjutnya daun ubi kayu ditimbang untuk masing-masing perlakuan sebanyak 400gr.

2. Dedak halus yang dibeli masih dalam keadaan kasar kemudian diayak agar halus dengan saringan ukuran 0,01 mash kemudian ditimbang dan dimasukkan kedalam kantong plastik. Berat untuk masing-masing perlakuan yaitu 40 gr (10% dari berat bahan). Dedak halus digunakan sebagai sumber karbohidrat atau akselerator bagi pertumbuhan mikroba.

b. Penyediaan Inokulan bekicot.

1. Bekicot dicari disekitar kandang Fakultas Peternakan Universitas Jambi (semak belukar dan tumpukkan sampah) sebanyak 20 ekor. Bekicot yang diambil adalah bekicot dewasa dengan berat rata-rata 40 gr. Kemudian dimasukkan kedalam keranjang agar tidak lari karena bekicot masih dalam keadaan hidup.

2. Daging dipisahkan dengan kulit cangkangnya dengan cara dipecahkan, lalu dagingnya dimasukkan kedalam ember. Kemudian bekicot diremas-remas dengan tangan dan ditambahkan air sebanyak 250 ml sampai semua lendirnya keluar atau digesta terlarut, karena mikroba bekicot terletak pada lendir-lendir yang ada dalam tubuhnya. Dari 20 ekor bekicot dihasilkan ±400 ml larutan inokulan asal bekicot dengan konsentrasi inokulan murni sebanyak 0,375% atau 150 ml / 400 ml larutan inokulan asala bekicot. Larutan inilah yang digunakan sebagai sumber inokulan atau katalisator dalam proses fermentasi daun ubi kayu.

3. Berdasarkan persentase penggunaan pada masing-masing perlakuan pada tabel 2 yaitu 0%, 2,5%, 5% dan 7,5% dari berat bahan maka inokulan asal bekicot yang digunakan dalam fermentasi daun ubi kayu yang diambil dari larutan diatas yaitu :

DUK0 = tanpa menggunakan larutan inokulan asal bekicot.

DUK1 = 10 ml larutan inokulan asal bekicot/400 gr daun ubi kayu.

DUK2 = 20 ml larutan inokulan asal bekicot/400 gr daun ubi kayu.

DUK3 = 30 ml larutan inokulan asal bekicot/400 gr daun ubi kayu.

c. Proses fermentasi.

Teknik fermentasi dilakukan dengan memodifikasi teknik yang dilakukan Amrullah dkk. (1996).

1. Larutan inokulan asal bekicot dicampur dengan dedak halus didalam baskom. Setelah itu dimasukkan daun ubi kayu dan diaduk rata. Semua bahan yang sudah diaduk rata dimasukkan kedalam kantong plastik dan dipadatkan dengan tangan.

2. Bahan tersebut disimpan pada suhu ruang agar terjadi proses fermentasi. Proses fermentasi anaerob ini berlangsung selama 2 minggu.

3. Setelah 2 minggu, produk fermentasi dibuka. Kemudian ditimbang, diukur pH dan suhu serta diamati keadaan umum setelah fermentasi yang meliputi warna, bau, rasa, tekstur dan tingkat kerusakan.

4. Hasil fermentasi tersebut kemudian dikeringkan di oven pada suhu 60o C dan diukur berat kering udara. Selanjutnya bahan yang sudah kering digiling menjadi tepung dan diambil sampel untuk dianalisa di laboratorium.

Untuk lebih jelasnya prosedur pembuatan inokulan dan proses fermentasi daun ubi kayu dilihat pada Gambar 1.

Daun ubi kayu

bekicot








Kupas cangkang

dicacah









dilayukan

Semalam (± 12 jam)

diremas

Ditetesi air







wadah ember




Dedak halus

ambil lendir

Inokulan bekicot

Kantong plastik

ditutup erat

fermentasi

anaerob

2 minggu




Gambar 1. Bagan Alir Proses Pembuatan Inokulan asal Bekicot Dan Fermentasi Daun Ubi Kayu.

Peubah yang diamati

Peubah yang diamati adalah kandungan bahan kering, protein kasar, serat kasar dan kadar HCN daun ubi kayu hasil fermentasi. Sedangkan peubah pendukung yang diamati adalah keadaan umum daun ubi kayu hasil fermentasi yang meliputi warna, bau, rasa, tekstur, tingkat kerusakan, suhu dan pH.

a. Warna, bau, rasa, tekstur dan tingkat kerusakan. Penilaian terhadap warna dilakukan oleh panelis dengan cara melihat dan membandingkan warna antar perlakuan. Penilaian bau dengan mencium dan membandingkan bau antar unit perlakuan. Penilaian rasa dengan mencicipi hasil fermentasi tiap unit perlakuan. Penilaian tekstur dengan cara merasakan dengan tangan tiap unit perlakuan. Tingkat kerusakan diamati dengan melihat ada tidaknya jamur serta bau busuk tiap unit perlakuan (AOAC,1990).

Suhu. Suhu diukur dengan menggunakan termometer Celcius yang ditancapkan kedalam silo selama 3 (tiga) menit.

pH. Pengukuran pH dengan menggunakan pHmeter elekroda, mula-mula sample sebanyak 5 gram ditambahkan dengan aquadest 30 ml lalu diblender dan disaring kemudian supernatannya diukur dengan pH meter elektroda.

b. Kandungan Bahan kering (BK)

Kandungan bahan kering diukur untuk mengetahui persentase penyusutan pada masing-masing perlakuan. Penentuan bahan kering dilakukan dengan cara mengeringkan bahan (sampel) dalam oven 105 oC. Kandungan bahan kering diperoleh dengan mengalikan persen bahan kering dengan bobot total produk fermentasi pada masing-masing perlakuan.

Prosedur kerja pengukuran bahan kering dilakukan sebagai berikut :

1. Cawan porselen dicuci bersih, dikeringkan dalam oven selama 1 jam dengan suhu 105o C. Kemudian didinginkan dalam eksikator selama 1 jam dan ditimbang dengan teliti (C).

2. Sampel ditimbang lebih kurang 2 gram (D) bersama cawan porselen, kemudian dikeringkan dalam oven selama 5 jam pada suhu 105o C.

3. Cawan porselen dan sampel dikeluarkan dari oven dan didinginkan dalam eksikator, setelah itu ditimbang (E).

4. Penimbangan dilakukan berulang-ulang sampai diperoleh berat yang konstan.

Untuk menghitung kadar bahan kering, rumusnya adalah sebagai berikut :

% kadar air = (C + D) - E x 100%

D

% BK = E D x 100%

D

BK Total = % BK Udara X % BK Oven

BK Udara = Berat Oven 60 oC x 100%

Berat Awal

Ket : C : berat cawan yang telah dioven 105o C (gram)

D : berat sampel (gram)

E : berat cawan dan sampel yang telah dioven 105o C (gram)

b. Kandungan Protein kasar(PK)

Pengukuran kandungan protein kasar dilakukan untuk mengetahui besarnya kandungan protein kasar pada masing-masing perlakuan. Metode yang digunakan adalah metode Kjeidhal dengan tahapan-tahapan yaitu : a), proses destruksi (oksidasi), b). proses destilasi (penyulingan) dan proses titrasi.

Prosedur kerja penentuan kandungan protein kasar dilakukan sebagai berikut :

1. Timbang sampel dengan teliti sebanyak 0,3 gram (I) dan masukkan kedalam labu destruksi. Tambahkan kira-kira 1,4 gram katalis campuran dan 5 ml asam sulfat pekat.

2. Panaskan campuran tersebut dalam lemari asam. Perhatikan campuran tersebut selama pemanasan agar tidak meluap.

3. Destruksi dihentikan bila larutan sudah menjadi hijau terang atau jernih, lalu didinginkan.

4. Larutan dimasukkan kedalam labu destilasi dan diencerkan dengan 90 ml aquadest. Masukkan beberapa buah batu didih dan segera hubungkan dengan destilator.

5. Sulingan (NH3 dan air) ditangkap oleh labu Erlenmeyer yang berisi 25 ml H2SO4 0,3 N dan 2 tetes indikator campuran (Methyl Red 0,1 dan Brom Cressol Green 0,2 % dalam alkohol).

6. Penyulingan dilakukan hingga nitrogen dari cairan tersebut tertangkap oleh H2SO4 yang ada di dalam Erlenmeyer yang ditandai dengan mendidihnya larutan dan tidak lancarnya penyulingan.

7. Labu Erlenmeyer berisi sulingan diambil dan dititrasi kembali dengan NaOH 0,3 N (J). Perubahan dari warna biru ke warna kehijauan menandakan titik akhir titrasi.

8. Bandingkan dengan titrasi blanko (K).

Perhitungan kadar protein kasar :

Protein Kasar = (K – J) x N.NaOH x 0,014 x 6,25 x 100%

I

Ket : K : titrasi blanko

J : titrasi NaOH

I : berat sample (gram)

c. Kadar Serat Kasar(SK).

Serat kasar ditentukan sebagai fraksi organik yang tidak terlarut dengan asam sulfat 0,3 N dan NaOH 1,5 N. Bahan dikeringkan di dalam oven 105 oC selama 1 jam dan ditanur 600 oC selama 3-4 jam (Anonimus, 2001).

Prosedur kerja sebagai berikut :

1. Kertas saring Whatman No.14 dikeringkan dalam oven 105o C selama satu jam lalu ditimbang (D).

2. Sampel ditimbang 1 gram (P) dan dimasukkan kedalam beakerglass, kemudian ditambahkan 50 ml H2SO4 0,3 N dan mendidihkannya selama 30 menit.

3. Setelah dididihkan selama 30 menit, ditambahkan dengan cepat 50 ml NaOH 1,5 N dan dididihkan kembali selama 30 menit.

4. Cairan disaring melalui kertas saring didalam corong Buchner yang telah dihubungkan dengan pompa vakum.

5. Kertas saring bersama residu dicuci berturut-turut dengan 50 ml H2O panas, 50 ml H2SO4 0,3 N, 50 ml H2O panas dan aceton.

6. Kertas saring berisi residu dimasukkan kedalam cawan porselen bersih dan kering oven. Lalu cawan bersama bahan tersebut dikeringkan dalam oven 105o C. sampai didapat berat yang konstan, didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (Q).

7. Memijarkan bahan tersebut hingga tak berasap. Kemudian cawan bersama isinya dimasukkan kedalam tanur 600o C selama 3-4 jam. Setelah isi cawan berubah menjadi abu putih diangkat, didinginkan kedalam eksikator dan ditimbang ( R).

Perhitungan kadar serat kasar :

Kadar Serat Kasar = Q – R – O x 100%

P

Ket : Q : hasil timbangan kertas saring (gram)

R : sesudah di tanur (gram)

O : berat awal / kertas Whatman (gram)

d. Kandungan HCN; Pengukuran kadar HCN dilakukan untuk mengetahui kadar HCN yang tersisa pada daun ubi kayu hasil fermentasi. Dalam analisa ini digunakan metode spektrofotometri. Prosedur kerja pengukuran kadar HCN yang dilakukan sebagai berikut :

1. Timbang sampel kurang lebih 3 gram, kemudian dilarutkan dengan Aquadest sebanyak 100 ml.

2. Kemudian saring untuk mendapatkan larutan dan filtratnya cukupkan 100 ml dengan menambah Aquadest.

3. Ambil larutan sampel sebanyak 1 ml dan ditambahkan buffer posphat sebanyak 3 ml, 5 ml pikrat basa dan 1 ml NaOH 0,1 N lalu direbus selama kurang lebih 30 menit. Tunggu sampai warna berubah orange.

4. Angkat sampel dari tempat perebusan, rendam dalam air dingin.

5. Lalu masukkan sampel dalam tabung sebanyak 1 ml untuk dianalisa pada spektrofotometer 490 пm. (AOAC, 1990; dan Afrida .N, 2002)

Perhitungan kadar HCN sebagai berikut :

y = a + bx

y = absorban sampel

a = absorban standar blanko

b = berat sampel (gram)

x = nilai HCN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi

Hasil pengamatan terhadap ubi kayu hasil fermentasi dengan inokulan asal bekicot disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Hasil pengamatan keadaan umum daun ubi kayu hasil fermentasi dengan inokulan asal bekicot.

Parameter

Perlakuan

DUK 0

DUK 1

DUK 2

DUK 3

1. Warna

Hijau kekuningan

Hijau kekuningan

Hijau kekuningan

Hijau kekuningan

2. Bau

Harum keasaman

Harum

Harum keasaman

Harum sekali

3. Rasa

Asam

Asam

Asam

Asam

4. Tekstur

Lembut

Lembut

Lembut

Lembut

5. Tingkat Kerusakan

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa secara umum daun ubi kayu hasil fementasi dengan inokulan asal bekicot memiliki sifat fisik yang relatif sama dengan silase hijauan. Hal ini dapat dilihat dari warna yang hijau kekuningan, bau yang harum, tekstur yang lembut dan rasa yang asam. Keadaaan umum daun ubi kayu hasil fermentasi tersebut mencerminkan bahwa proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik. Menurut Anonimus (1995), bahwa produk fermentasi yang baik adalah warnanya mengikuti warna aslinya, berbau harum dan berasa asam.

Hasil pengamatan terhadap bau pada masing-masing perlakuan menunjukkan bahwa penggunaan inokulan asal bekicot dalam fermentasi daun ubi kayu menghasilkan bau harum keasaman yang relatif sama dibandingkan dengan tanpa inokulan, namun pada level inokulan 7,5% (DUK3) dihasilkan bau yang semakin harum. Bau yang dihasilkan ini disebabkan oleh terjadinya proses fermentasi karbohidrat yang menghasilkan asam organik sehingga menimbulkan bau harum keasaman. Hasil ini menunjukkan bahwa inokulan asal bekicot dapat mendukung terjadinya proses fermentasi dan proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik pada level penggunaan inokulan 7,5% (DUK3).

Berdasarkan pengamatan rasa yang dihasilkan pada masing-masing perlakuan, menunjukkan rasa yang relatif sama yaitu asam. Hal ini disebabkan karena pada setiap perlakuan terjadi proses fermentasi karbohidrat yang menghasilkan asam organik sehingga menyebabkan rasa menjadi asam. Dijelaskan oleh Mc.Donald (1981) bahwa rasa asam disebabkan oleh asam laktat yang dihasilkan bakteri pembentuk asam laktat.

Dari pengamatan terhadap tekstur menunjukkan bahwa penggunaan inokulan asal bekicot dalam fermentasi daun ubi kayu akan menghasilkan tekstur-tekstur yang relatif sama dangan tanpa inokulan yaitu lembut. Tekstur ini menjadi lembut karena terjadinya pelonggaran ikatan lignoselulosa dan ikatan lignohemiselulosa pada saat fermentasi. Menurut Fardiaz (1992), fermentasi menyebabkan terjadinya perubahan tekstur karena pemutusan ikatan lignoselulosa dan ikatan lignohemiselulosa oleh enzim yang dihasilkan bakteri asam laktat.

Dari hasil pengamatan terhadap tingkat kerusakan pada daun ubi kayu hasil fermentasi juga menunjukkan tidak adanya kerusakan oleh jamur dan kebusukan. Hal ini disebabkan oleh suasana asam pada saat proses fermentasi sehingga akan mencegah tumbuhnya jamur dan bakteri pembusuk. Hal ini sesuai dengan pendapat Winarno dkk. (1980) bahwa bakteri anaerob merubah karbohidrat menjadi asam asetat, propionat dan laktat, sehingga suasana asam yang terjadi akan mencegah pembusukan.

Berdasarkan pengamatan terhadap warna, rasa, bau, tekstur dan tingkat kerusakan dapat dijelaskan bahwa inokulan asal bekicot dapat berperan secara sinergis dengan bakteri penghasil asam laktat sehingga akan menghasilkan produk fermentasi yang relatif sama dengan produk fermentasi tanpa inokulan. Fakta ini terbukti dari hasil pengamatan terhadap suhu hasil fermentasi sekitar 30 oC dan tingkat keasaman (pH) sekitar 4 seperti yang disajikan pada Tabel 4 .

Tabel 4. Rataan suhu fermentasi dan pH daun ubi kayu hasil fermentasi dengan inokulan asal bekicot.

Perlakuan

Suhu (oC)

pH

DUK 0

DUK 1

DUK 2

DUK 3

30,0a

30,5b

30,6b

30,8b

4,35

4,24

4,27

4,20

Keterangan : Superskrip huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaaan yang nyata (P<0,05).

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan inokulan asal bekicot dalam fermentasi daun ubi kayu secara nyata akan meningkatkan suhu fermentasi (P<0,05). Hal ini membuktikan bahwa penggunaan inokulan asal bekicot akan mempercepat keadaan anaerob, dimana pada kondisi ini terjadi proses fermentasi yang menghasilkan panas sehingga temperatur optimal akan tercapai. Menurut Anonimus (1995) bahwa suhu yang optimal dalam proses fermentasi adalah 26 oC – 30oC.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan inokulan asal bekicot dalam fermentasi daun ubi kayu tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap pH. Dari nilai yang diperoleh terlihat bahwa semakin tinggi level penggunaan inokulan asal bekicot, akan menghasilkan pH yang relatif sama dengan tanpa inokulan. Menurut Yani (1997), bahwa setelah bakteri asam laktat berkembang biak dan menghasilkan asam laktat dalam jumlah besar akan menurunkan pH produk fermentasi. pH yang baik dalam proses fermentasi berkisar antara 3,9 sampai 4,5.

Kandungan Bahan Kering Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi

Rataan kandungan bahan kering pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan kandungan bahan kering daun ubi kayu hasil fermentasi dengan inokulan asal bekicot.

Perlakuan

Bahan Kering (%)

DUK 0

DUK 1

DUK 2

DUK 3

35,43A

32,13B

32,14B

31,53B

Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaaan yang sangat nyata (P<0,01)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan inokulan asal bekicot dalam fermentasi daun ubi kayu memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan bahan kering.

Dari uji jarak Duncan diketahui bahwa penggunaan inokulan asal bekicot dalam fermentasi daun ubi kayu nyata menghasilkan kandungan bahan kering yang semakin rendah dibandingkan dengan tanpa inokulan (DUK0). Perbedaan level penggunaan inokulan asal bekicot tidak menimbulkan perbedaan kandungan bahan kering atau biomassa. Penurunan bahan kering ini menunjukkan adanya penyusutan biomassa selama proses fermentasi. Terjadinya penyusutan biomassa di duga karena substrat yang digunakan oleh mikroba asal bekicot untuk sumber karbon, nitrogen dan energi yang lebih banyak dibandingkan dengan DUK0. Penyusutan bahan kering juga terjadi pada proses pembuatan silase, dimana rata-rata kehilangan bahan kering dalam proses fermentasi dan oksidasi adalah sebesar 3,4% (Muchtadi dkk., 1992). Menurut Reksohadiprojo (1987), bahwa hilangnya bahan kering disebabkan pemecahan zat-zat makanan yang terlarut dan mudah tercerna maka semakin banyak terbentuk gas (hilang) yang disebabkan oleh proses fermentasi.

Kandungan Protein Kasar Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi

Rataan kandungan protein kasar pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rataan kandungan protein kasar daun ubi kayu hasil fermentasi dengan inokulan asal bekicot.

Perlakuan

Protein Kasar (%)

DUK 0

DUK 1

DUK 2

DUK 3

20,50

22,70

22,57

22,49

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan inokulan asal bekicot dalam fermentasi daun ubi kayu tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap kandungan protein kasar.

Bila diamati dari data diatas terlihat kandungan protein kasar daun ubi kayu yang difermentasi dengan menggunakan inokulan asal bekicot (DUK1, DUK2 dan DUK3) relatif mengalami penambahan sekitar 2% namun secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.

Adanya penambahan kandungan protein dapat disebabkan oleh adanya mikroorganisme asal inokulan bekicot. Mikroorganisme asal inokulan dapat menjadi sumber protein sel tunggal yang dapat meningkatkan kandungan protein kasar daun ubi kayu hasil fermentasi. Selain itu, peningkatan kandungan protein tersebut juga dapat disebabkan oleh terjadinya penyusutan biomassa. Berkurangnya biomassa tersebut menyebabkan proporsi kandungan protein kasar terhadap bahan kering menjadi semakin meningkat. Seperti yang dikemukakan oleh Stanburry dan Whitaker (1984), bahwa dalam proses fermentasi akan dihasilkan sel mikroorganisme atau biomassa, enzim mikrobial, metabolit mikrobial dan perubahan senyawa substrat fermentasi. Perubahan senyawa substrat fermentasi ini salah satunya adalah perombakan karbohidrat.

Kandungan Serat Kasar Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi

Rataan kandungan serat kasar pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rataan kandungan serat kasar daun ubi kayu hasil fermentasi dengan inokulan asal bekicot.

Perlakuan

Serat Kasar (%)

DUK 0

DUK 1

DUK 2

DUK 3

11,26

11,12

13,13

12,48

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan inokulan asal bekicot dalam fermentasi daun ubi kayu tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap kandungan serat kasar.

Penggunaan inokulan asal bekicot ternyata tidak mampu menurunkan kandungan serat kasar seperti yang diharapkan. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Rajechan (1980) dalam Amrullah dkk. (1996), bahwa mikroba yang terdapat pada bekicot dapat mencerna serat kasar seperti pada proses fermentasi di rumen ternak ruminansia oleh mikroba rumen. Menurut Radiopoetro (1983) bahwa mikroba bekicot menghasilkan lendir berair berisi enzim-enzim diastase, termasuk di dalamnya terdapat enzim selusase untuk mencerna selusosa. Tidak optimalnya peran inokulan dalam menurunkan serat kasar pada proses fermentasi daun ubi kayu ini disebabkan oleh adanya perbedaan kondisi lingkungan dengan proses fermentasi didalam rumen.

Kadar HCN Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi

Rataan kadar HCN pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 8. sebagai berikut :

Tabel 8. Rataan kadar HCN daun ubi kayu hasil fermentasi dengan inokulan asal bekicot.

Perlakuan

HCN (ppm)

DUK 0

DUK 1

DUK 2

DUK 3

0,62

0,67

0,64

0,69

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan inokulan asal bekicot dalam fermentasi daun ubi kayu tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap kadar HCN.

Penggunaan inokulan asal bekicot dalam fermentasi daun ubi kayu ternyata tidak mampu menurunkan kadar HCN daun ubi kayu hasil fermentasi. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Amrullah dkk. (1996), bahwa mikroba asal bekicot dapat menurunkan kadar antitripsin pada proses fermentasi anaerob kacang kedelai. Namun secara keseluruhan proses fermentasi ini, baik yang menggunakan inokulan maupun tanpa inokulan dapat menurunkan kadar HCN bila dibandingkan dengan kadar HCN daun ubi kayu segar yaitu sekitar 150 ppm (Tabel 1).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan inokulan asal bekicot dalam fermentasi daun ubi kayu belum mampu memperbaiki kualitas nutrisi daun ubi kayu hasil fermentasi seperti yang diharapkan.

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan inokulan bekicot dengan tekhnik yang berbeda, level penggunaan inokulan dan lama waktu fermentasi agar diperoleh metode yang tepat.

2. Perlu dilakukan identifikasi jenis mikroba dan enzim yang terdapat pada saluran pencernaan bekicot.

DAFTAR PUSTAKA

Afrida, N. 2002. Catatan Diklat Analis Laboratorium di Institut Pertanian Bogor. Bogor, Indonesia. Tidak dipublikasikan.

Amrullah, I.K. 1987. Detoksikasi Sianida dalam Ubi Kayu (Manihot esculenta Rants) pahit dengan Ferosulfat dan Pengaruhnya terhadap Performans Ayam Broiler. Disertasi. Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Amrullah, I.K., Iskandar, T., dan Murtisari. 1996. Nilai Nutrisi Kacang Kedele Difermentasi dengan Mikroba Asal Bekicot untuk Ayam Kampung: Pengaruh Suhu Fermentasi, Penambahan dedak Halus dan Taraf Energi Protein Ransum. FAPET IPB bekerjasama dengan Agricultural Reseach Management Project-II. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Amrullah, I.K. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor.

Anonimus. 1995. Penggunaan Tepung Daun Singkong Fermentasi pada Ayam Pedaging. Penelitian Ilmiah. Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor. Bogor.

________. 2001. Diktat Penuntun Praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Tim Penyusun. Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Jambi.

Asa, K. 1984. Budidaya Bekicot. Bharata Aksara. Jakarta.

AOAC. 1990. Official Methods of Analysis 15th Edition. The Association of Official Analytical Chemists Inc. Arlington. Virgina. U.S.A

Bambang. 2003. Obat Penyembuh Luka, Rubrik Kesehatan. Gloria Cyber Ministries. Website Situs Internet di http//www.geogle.com.

Buttle. G.W and B. A Tapper. 1973. Physicological and Genetics of Cyanogenesis in Cassava and Other Plant. Proc. Of an interdisplinary workshop, London (50) ; 65-71.

Coursey, D.G. 1974. Cassava as Animal Feed. Outlook on Agric. 8 (1) : 10-14.

Darjanto dan Murjati. 1980. Khasiat, Racun-racun dan Masakan Ketela Pohon. Yayasan Dewi Sri. Bogor.

Desrosier, W. Norman. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Edisi ketiga. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Disney. J.G and James, D. 1980. Fish Silage Production and Its Use. FAO Fish Report. No.230, FAO. Rome. 150 pp.

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia. Jakarta.

Hanafiah. KA .1992. Rancangan Percobaan. Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Jalaludin, S. 1977. Cassava as feedingstuffs for livestock in Southeast Asian. Selangor Malaysia. (3) : 158-169.

Jasin, M .1989. Sistematika Hewan ( Invertebrata dan Vertebrata) untuk Universitas. Sinar Wijaya. Surabaya.

Kompiang, P.J., Darma, T., Purwadaria, E., Sinurat, dan Supriati. 1994. Protein, Enrichment Study, Cassava Enrichment Melalui Proses Biologis Untuk Ternak Monogastrik. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Ternak Dan Proyek Pengembangan Penelitian Nasional. Balai Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Ciawi, Bogor.

Lim, H.K. 1968. Composition Data of Feeds and Concentrates. Malay. Agric. J. 46 (1) : 63-79.

Mc.Donald. 1981. Biochemistry of Silage. Jhon Willey and Sons. Chiester. New York. Brisbane - Toronto.

Muchtadi, D., Nurheni. S.P., dan M. Astawan. 1992. Enzim dalam Industri Pangan. Bahan Kuliah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Tinggi. Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Muller. 1978. Cassava as a Total Substitute for Cereal in Livestock and Poultry Rations. Food and Agriculture Organization Report. Rome.

National Research Council. 1994. Nutrition Requirement Of Poultry National Academy Of Science. Washington D. C.

Oke, O.L. 1978. Problems in the Use of Cassava as Animal Feed. Animal Feed Science and Technology. J. (3) : 345-350.

Pederson, C. 1971. Microbiology of Food Fermentation. The AVI Publishing Co., New York.

Radiopoetro. 1983. Zoologi. Cetakan Kedua. Erlangga. Jakarta.

Reksohadidiprojo, S. 1987. Pakan Ternak Gembala. BPFE. Yogyakarta.

Rochani . 1985. Aneka Ternak Kecil. Widya Karya Pratama. Jakarta.

Roni, A dan P. Asiani. 1991. Budidaya dan Prospek Bisnis Bekicot. Penebar Swadaya. Jakarta.

Saono, S. 1974. Pemanfaatan Jasad Renik Dalam Pengolahan Hasil Sampingan Atau Sisa-Sisa Produksi Pertanian. Berita LIPI 18 (4): 1 – 11.

Siregar. AP. 1980. Teknis Beternak Ayam Pedaging di Indonesia. Margie Group., Jakarta.

Soedigdo., O.B. Law., S. Adiwikarta., K.S. Djien and R.C. Barnett (1962). Cellulase from Achatina fulica fes. Biochemichal Consultant Kentucky Research Foundation. Lexington, Kentucky, U.S.A.

Stanburry, D.F. and A. Whitaker. 1984. Principles of Fermentation Technology. Pergamon Press. New York.

Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1980. Prinsip Dan Prosedur Statistika : Suatu Pendekatan Biometrik. Gramedia. Jakarta.

Whendrato, I. dan I.M. Madyana. 1989. Budidaya Bekicot (Achatina fulica – Achatina variegata). Eka Offset. Semarang.

Winarno, F.G. 1990. Limbah Pertanian. Kantor Menteri Muda Urusan Produk Pangan. Jakarta.

___________. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Penerbit PT Gramedia. Jakarta.

Winarno, F.G, dan D. Fardiaz. 1989. Pengantar Teknologi Pangan. Penerbit PT Gramedia. Jakarta.

Yani, A. 1997. Nilai Nutrisi Silase rumput Gajah (Pennisentum purpureum Schumacher, THONN) dan azzolla (Azzola pinata, R Brown) Pada Tiga Aras Penambahan Onggok. Tesis Program Pasca Sarjana. Universitas Brawijaya. Malang.

LAMPIRAN


Lampiran 1. Perhitungan dan Analisis Statistik Suhu Fermentasi Daun Ubi Kayu

Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot


PERLAKUAN ULANGAN JUMLAH RATAAN

1 2 3 4


DUK0 30,0 30,1 30,0 30,0 120,1 30,025

DUK1 30,5 30,5 30,5 30,6 122,1 30,525

DUK2 30,6 30,6 30,5 30,7 122,4 30,600

DUK3 30,6 30,9 30,8 30,9 123,2 30,800


Jumlah 121,7 122,1 121,8 122,2 487,8 30,4875


FK = Y2 = (487,8)2 = 237948,84 = 14871,8025

rt 16 16

JKT = [ (30,0)2 +……+ (30,9)2 ] - FK

= 14873,2 – 14871,8025 = 1,3975

JKP = [(120,1)2 +…….+ (123,2)2 ] - FK

4

= 59492,42 - 14871,8025

4

= 14873,105 – 14871,8025 = 1,3025

JKG = JKT – JKP

= 1,3975 – 1,3025 = 0,095

KTP = JKP/ t-1

= 1,3025 = 0,43416666

3

KTG = JKG/ t(r-1)

= 0,095 = 0,007916666

12

F Hit = KTP = 0,43416666 = 54,84210904

KTG 0,007916666

KK = KTG x 100% = 0,007916666 x 100% = 0,292%

x 30,4875

Lampiran 1. (lanjutan)

Analisis Ragam Suhu Fermentasi Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot


Sumber db JK KT Fhit Ftabel

Keragaman 0,05 0,01


Perlakuan 3 1,3025 0,43416666 54,84** 3,49 5,95

Galat 12 0,095 0,00791666


Total 15 1,3975


Keterangan : ** Sangat berpengaruh nyata (P<0,01)

Uji Jarak Berganda Duncan Suhu Fermentasi Daun Ubi Kayu Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot

Sx = = √ 0,095 / 4

= 0,15411035 = 0,154

Sx (Kesalahan Baku)


JARAK PERBANDINGAN 2 3 4


SSR (0,05) 3,08 3,23 3,33

(0,01) 4,32 4,55 4,68

LSR (0,05) 0,47 0,50 0,51

(0,01) 0,67 0,70 0,72


LSR (SSR X Sx)

Daftar Uji Jarak Berganda Duncan


PERLAKUAN RATAAN NILAI BEDA

DUK0 DUK1 DUK2 DUK3


DUK3 30,8 0,8** 0,3tn 0,2tn

DUK2 30,6 0,6* 0,1tn

DUK1 30,5 0,5*

DUK0 30,0


Keterangan : ** Sangat berbeda nyata (P<0,01)

* Berbeda nyata (P<0,05)

tn tidak berbeda nyata

Lampiran 2. Perhitungan dan Analisis Statistik pH Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot


PERLAKUAN ULANGAN JUMLAH RATAAN

1 2 3 4


DUK0 4,332 4,321 4,313 4,433 17,399 4,34975

DUK1 4,240 4,337 4,181 4,194 16,952 4,23800

DUK2 4,256 4,144 4,465 4,221 17,086 4,27150

DUK3 4,296 4,174 4,126 4,126 16,817 4,20425


Jumlah 17,124 16,976 17,181 16,974 68,254 4,265875


FK = Y2 = (68,254)2 = 4658,608516 = 291,1630323

rt 16 16

JKT = [ (4,332)2 +……+ (4,126)2 ] - FK

= 291,306236 – 291,1630323

= 0,1432037

JKP = [(17,399)2 +…….+ (16,817)2 ] - FK

4

= 1164,83839 - 291,1630323

4

= 291,2095975 291,1630323

= 0,0465652

JKG = JKT – JKP

= 0,1432037 – 0,0465652

= 0,0966385

KTP = JKP/ t-1

= 0,0465652

3

= 0,015521733

KTG = JKG/ t(r-1)

= 0,0966385

12

= 0,008053208

Lampiran 2. (lanjutan)

F Hit = KTP = 0,015521733

KTG 0,008053208

= 1,92739208

KK = KTG x 100% = 0,0085053208 x 100%

x 4,265875

= 2,10%

Analisis Ragam pH Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot


Sumber db JK KT Fhit Ftabel

Keragaman 0,05 0,01


Perlakuan 3 0,0465652 0,015521733 1,93tn 3,49 5,95

Galat 12 0,0966385 0,008053208


Total 15 0,1432037


Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata

Lampiran 3. Perhitungan dan Analisis Statistik Kandungan Bahan Kering Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot


PERLAKUAN ULANGAN JUMLAH RATAAN

1 2 3 4


DUK0 37,41 34,61 34,57 35,11 141,70 35,4250

DUK1 30,90 33,85 32,03 31,74 128,52 32,1300

DUK2 31,55 31,67 31,73 33,62 128,57 32,1425

DUK3 31,91 31,20 29,78 33,22 126,11 31,5257


Jumlah 131,77 131,33 128,11 133,69 524,90 32,80626


FK = Y2 = (524,90)2 = 275520,01 = 17220,00063

rt 16 16

JKT = [ (37,41)2 +……+ (33,22)2 ] - FK

= 17276,7318 – 17220,00063 = 56,73117

JKP = [(141,70)2 +…….+ (126,11)2 ] - FK

4

= 69030,2574 - 17220,00063

4

= 17257,56435 – 17220,00063 = 37,56372

JKG = JKT – JKP

= 56,73117 – 37,56372 = 19,16745

KTP = JKP/ t-1

= 37,56372 = 12,52124

3

KTG = JKG/ t(r-1)

= 19,16745 = 1,5972875

12

F Hit = KTP = 12,52124 = 7,839064644

KTG 1,5972875

KK = KTG x 100% = 1,5972875 x 100% = 3,85%

x 32,80625

Lampiran 3. (lanjutan)

Analisis Ragam Kandungan Bahan Kering Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot


Sumber db JK KT Fhit Ftabel

Keragaman 0,05 0,01


Perlakuan 3 37,56372 12,52124 7,84** 3,49 5,95

Galat 12 19,16745 1,5972875


Total 15 56,73117


Keterangan : ** Sangat berpengaruh nyata (P<0,01)

Uji Jarak Berganda Duncan Kandungan Bahan Kering Daun Ubi Kayu Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot

Sx = =

= 0,631919199 = 0,632

Sx (Kesalahan Baku)


JARAK PERBANDINGAN 2 3 4


SSR (0,05) 3,08 3,23 3,33

(0,01) 4,32 4,55 4,68

LSR (0,05) 1,95 2,04 2,10

(0,01) 2,73 2,88 2,96


LSR (SSR X Sx)

Daftar Uji Jarak Berganda Duncan


PERLAKUAN RATAAN NILAI BEDA

DUK3 DUK1 DUK2 DUK0


DUK0 35,425 3,90** 3,30** 3,28**

DUK2 32,145 0,62tn 0,12tn

DUK1 32,13 0,60tn

DUK3 31,53


Keterangan : ** Sangat berbeda nyata (P<0,01)

tn tidak berbeda nyata

Lampiran 4. Perhitungan dan Analisis Statistik Kandungan Protein Kasar Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot


PERLAKUAN ULANGAN JUMLAH RATAAN

1 2 3 4


DUK0 21,83 17,56 20,98 21,63 82,00 20,50

DUK1 23,58 23,11 21,86 22,25 90,80 22,70

DUK2 23,53 22,28 23,11 21,36 90,28 22,57

DUK3 22,49 22,51 22,30 22,69 89,99 22,49


Jumlah 91,43 85,46 88,25 87,93 353,07 22,065


FK = Y2 = (353,07)2 = 124658,4249

rt 16 16

= 7791,151556

JKT = [ (21,83)2 +……+ (22,69)2 ] - FK

= 7820,9377 – 7791,151556

= 29,786144

JKP = [(82)2 +…….+ (89,99)2 ] - FK

4

= 31217,3185 - 7791,151556

4

= 7804,329625 – 7791,151556

= 13,178069

JKG = JKT – JKP

= 29,786144 – 13,178069

= 16,608075

KTP = JKP/ t-1

= 13,178069

3

= 4,392689667

KTG = JKG/ t(r-1)

= 16,608075

12

= 1,38400625

Lampiran 4. (lanjutan)

F Hit = KTP = 4,392689667

KTG 1,38400625

= 3,173894386

KK = KTG x 100% = 1,38400625 x 100%

x 22,065

= 5,33 %

Analisis Ragam Kandungan Protein Kasar Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot


Sumber db JK KT Fhit Ftabel

Keragaman 0,05 0,01


Perlakuan 3 13,178069 4,392689667 3,17tn 3,49 5,95

Galat 12 16,608075 1,38400625


Total 15 29,786144


Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata

Lampiran 5. Perhitungan dan Analisis Statistik Kandungan Serat Kasar Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot


PERLAKUAN ULANGAN JUMLAH RATAAN

1 2 3 4


DUK0 11,2804 11,5972 9,8950 12,2869 45,0595 11,2649

DUK1 13,2551 11,5482 11,1640 8,5003 44,4676 11,1169

DUK2 12,7956 12,9017 12,7930 14,0209 52,5112 13,1278

DUK3 13,5383 11,7167 11,7413 12,9105 49,9069 12,4767


Jumlah 50,8694 47,7884 45,3267 47,7186 191,9451 11,9966


FK = Y2 = (191,9451)2 = 36842,92141

rt 16 16

= 2302,682588

JKT = [ (11,2804)2 +……+ (12,9105)2 ] - FK

= 2332,103494 – 2302,682588

= 29,42090573

JKP = [(45,0595)2 +…….+ (49,9068)2 ] - FK

4

= 9255,840802 - 2302,682588

4

= 2313,9602 – 2302,682588

= 11,27761242

JKG = JKT – JKP

= 29,420990573 – 11,27761242

= 18,14329331

KTP = JKP/ t-1

= 11,2776124

3

= 3,75920414

KTG = JKG/ t(r-1)

= 18,14329331

12

= 1,511941108

Lampiran 5. (lanjutan)

F Hit = KTP = 3,75920414

KTG 1,511941108

= 2,486342967

KK = KTG x 100% = 1,511941108 x 100%

x 11,9966

= 10,2496%

Analisis Ragam Kandungan Serat Kasar Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot


Sumber db JK KT Fhit Ftabel

Keragaman 0,05 0,01


Perlakuan 3 11,27761242 3,75920414 2,48tn 3,49 5,95

Galat 12 18,1432991 1,511941108


Total 15 29,42090573


Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata

Lampiran 6. Perhitungan dan Analisis Statistik Kadar HCN Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot


PERLAKUAN ULANGAN JUMLAH RATAAN

1 2 3 4


DUK0 0,6075 0,582 0,712 0,563 2,4645 0,616125

DUK1 0,7590 0,617 0,778 0,516 2,6700 0,667500

DUK2 0,6390 0,685 0,658 0,590 2,5720 0,643000

DUK3 0,5750 0,640 0,787 0,775 2,7770 0,694250


Jumlah 2,5805 2,524 2,935 2,444 10,4835 0,65521875


FK = Y2 = (10,4835)2 = 109,9037723

rt 16 16

= 6,868985766

JKT = [ (0,6075)2 +……+ (0,775)2 ] - FK

= 6,97883225 – 6,868985766

= 0,109846484

JKP = [(2,4645)2 +…….+ (2,777)2 ] - FK

4

= 27,52957325 - 6,86985766

4

= 6,8882393313 – 6,868985766

= 0,013407546

JKG = JKT – JKP

= 0,109846484 – 0,013407546

= 0,096438938

KTP = JKP/ t-1

= 0,013407546

3

= 0,004469182

KTG = JKG/ t(r-1)

= 0,096438938

12

= 0,008036578

Lampiran 6. (lanjutan)

F Hit = KTP = 0,004469182

KTG 0,008036578

= 0,556105098

KK = KTG x 100% = 0,008036578 x 100%

x 0,65521875

= 13,682 %

Analisis Ragam Kadar HCN Daun Ubi Kayu Hasil Fermentasi dengan Inokulan asal Bekicot


Sumber db JK KT Fhit Ftabel

Keragaman 0,05 0,01


Perlakuan 3 0,013407546 0,004469182 0,556tn 3,49 5,95

Galat 12 0,096438938 0,008036578


Total 15 0,0109846484


Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar